Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya
geng-geng, Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat,
mereka sudah tidak merasa kalau perbutan mereka itu sangat tidak terpuji dan
mengganggu ketenangan masyarakat, sebaliknya mereka merasa bangga jika
masyarakat itu takut dengan geng atau kelompoknya, padahal seorang pelajar
seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.
Berikut ini adalah penjabaran mengenai permasalahan
TAWURAN :
2.1. Analisis mengenai
Tawuran menggunakan Prinsip SWOT
a. Kekuatan (Strength
Beberapa point yang dianggap sebagai nilai positif
dari apa yang akan mereka lakukan :
Ø Merasa jantan dan terkesan hebat
Ø Membela “Nama Baik” sekolah supaya
tidak dilecehkan oleh sekolah lain atau membela teman untuk membalaskan
dendamnya
Ø Keberadaan atau eksistensi dirinya
maupun nama sekolah akan diakui kehebatannya
b. Kelemahan (Weakness)
Ø Pada point ini lebih kepada keberadaan
atau eksistensi sebelumnya dari pelajar itu sendiri, antara lain :
Ø Dianggap sebagai pengecut dan tidak
dianggap
Ø Masalah sepele yang tidak dipecahkan
dengan akal sehat
Ø Mereka menganggap kesendirian adalah
suatu kelemahan, sehingga bergabung menjadi satu dalam suatu geng atau kelompok
akan menjadi kuat
Ø Pemikian para pelajar yang masih
cenderung emosial atau belum labil.
Ø Kurangnya perhatian dari orang tua,
serta lingkungan sekitar.
c. Peluang (Opportunity)
Ø Kurangnya perhatian dari orangtua, dan
guru terhadap mereka.
Ø Kurangnya komunikasi yang baik antara
anak dengan orang tua ataupun orang dewasa disekitar mereka.
Ø Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah
untuk memantau kegiatan para siswanya.
Ø Ketidakdisiplinan atau ketidaktegasan
pihak sekolah dalam memberi sanksi kepada para siswanya yang bermasalah.
Ø Kurangnya kegiatan-kegiatan positif
diluar jam sekolah.
d. Tantangan/Hambatan
(Threats)
Kemungkinan ancaman yang akan mereka terima , apabila
mereka melakukan tawuran , antara lain :
Ø Di tangkap polisi / dipenjarakan
Ø Di keluarkan dari sekolah atau di beri
sanksi
Ø Senjata dari musuh yang dapat melukai
diri para pelajar dan orang lain
Ø Kehilangan nyawa
2.2. Pengertian Tawuran
a. Menurut
Wikipedia
Tawuran atau Tubir adalah istilah
yang sering digunakan masyarakat Indonesia,
khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang
dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada
beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada
tindakan bentrok. Tawuran merupakan
suatu penyimpangan sosial berupa perkelahian
b. Menurut
KBBI
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat
diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar”
adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah
perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut
dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan
pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja
(juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat
digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
1. Delikuensi
situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan
untuk memecahkan masalah secara cepat.
2. Delikuensi
sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu
yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh
kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung
membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja
bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
2.3. Penyebab-penyebab
Tawuran
Penyebab terjadinya tawuran antar pelajar antara
lain disebabkan karena ;
A. Faktor
Internal
Faktor internal ini berhubungan dengan pribadi
siswa, yaitu perilaku yang berkaitan erat dengan kebiasaan buruk yang terus
berkembang dan tidak adanya pengawasan dari orang lain, kurangnya komunikasi
yang baik sehingga dalam suatu permasalahan tidak bisa terselesaikan dengan
baik pula, kurangnya pengetahuan yang komplek terhadap aspek lingkungan sekitar
, antara lain : agama, sosial, budaya, ekonomi, dll, serta ketidakstabilan
emosi yang tidak bisa dikendalikan disaat sesorang butuh pengakuan atas
keberadaannya.
B. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal ini adalah faktor yang datangnya
dari luar, yang sangat mempengaruhi individu, antara lain :
a. Faktor Orang Tua atau
Keluarga
Peran serta orang tua atau keluarga sangatlah
penting, karena didikan pertama berasal dari sini. Maka dari sinilah dituntut
peran orang tua dalam mendidik anaknya dengan benar, karena orang tua akan
menjadi teladan untuk anak-anaknya, pendidikan moral, rasa kasih sayang dan
perhatian kepada anak-anaknya bisa membuat anak merasa menjadi pribadi yang
baik dan anak akan merasa nyaman, serta keharmonisan atau kedekatan antara
orang tua dengan anak sangatlah dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang baik
dari sedini mungkin.
b. Faktor Sekolah
Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu, namun
tidak bisa dipungkiri bahwa asal mula pemilihan sekolah bisa berdampak
baik/buruk untuk para siswanya, jadi jangan salah pilih.
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para
siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah
merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun
sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik.,sebagai contoh
perilaku seorang guru haruslah menjadi teladan bagi murid-muridnya dan
pengawasan yang ekstra saat berada dilingkungan sekolah
c. Faktor Lingkungan dan
masyarakat
Selain faktor keluarga dan sekolah, faktor
lingkungan juga sangatlah penting baik itu lingkungan disekitar rumah ataupun
sekolah, karena dalam kesehariannya seorang individu haruslah bersosialisasi,
dalam hal ini bisa diartikan sebagai teman sepermainan. Apabila kita berada
dalam lingkungan yang kurang baik maka secara lambat laun apabila kita tidak
bisa mengendalikan atau mengontrol diri maka akan terbawa ke pergaulan yang
kurang baik juga, begitupula sebaliknya, dan sering terjadi peristiwa
dimasyarakat yang bersifat kriminal bisa langsung dilihat dengan media-media
seperti tv, radio, sosial networking,dll , hal ini juga bisa membuat pola fikir
seorang siswa tersulut bilamana tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang
benar.
2.4. Dampak akibat tawuran
Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat tawuran antara
lain sebagai berikut:
Ø Kerugian Fisik , seperti cidera
ataupun kehilangan nyawa
Ø Kerugian Non Fisik, seperti
rusaknya sarana-sarana ditempat kejadian tawuran
Ø Rasa malu orang tua dan pihak
sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya
Ø Tidak respeknya orang-orang
disekitar
Ø Proses pembelajaran yang
tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari sekolah
Ø Dipenjarakan
Ø Menurunnya moralitas para pelajar
2.5. Cara-cara untuk
menghindari tawuran
a. Memberikan pendidikan
moral yang baik
b. Adanya Figur yang menjadi
teladan, yang bisa memberikan contoh yang baik, seperti orang tua, guru ataupun
teman)
c. Orang tua memberikan
perhatian lebih dengan mengakui keberadaannya
d. Menggunakan waktu luang
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang diselenggarakan oleh sekolah
ataupun kegiatan diluar sekolah, seperti olahraga, kegiatan musik, les, atau
mengikuti suatu organisasi yang bermanfaat.
e. Lebih dekat dengan
keluarga, karena banyak hal yang bisa didiskusikan dan bisa dipecahkan
bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar