Pelecehan
seksual
Definisi Pelecehan Seksual adalah : perilaku
atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung
dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat
dan harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan seksual dapat
berupa :
· Mencium
(paksa), memegang tangan (sengaja ke arah seksual), genit, gatal ,centil
Memegang atau mendorong penis, dada
· Memegang
atau menepuk bagian tubuh tertentu
· Gerakan
tubuh yang sok akrab dan menjurus terhadap hubungan seksual
· Menatap
bagian tubuh tertentu
· SMS
atau tulisan jorok yang menjurus terhadapa hubungan seksual
· Lelucon
yang menjurus dan merendahkan jenis kelaminMungkin masih banyak lagi.
II.2 KATEGORI
PELECEHAN SEKSUAL
a. Quid
pro quo
Pelecehan seksual yang seperti ini adalah pelecehan
seksual yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan otoritas
terhadap korbannya, disertai iming-iming pekerjaan atau kenaikan gaji atau
promosi
b. Hostile work
environment
Pelecehan seksual yang terjadi tanpa janji atau
iming-iming maupun ancaman
Kategori pelecehan seksual menurut Nichaus
1). Blitz rape yaitu
pelecehan seksual yang terjadi sangat cepat, sedangkan pelaku tidak saling
kenal
2). Confidence rape yaitu
pelecehan seksual dengan penipuan, hal ini jarang dilaporkan karena malu
3). Power rape yaitu pelecehan seksual
yang saling tidak mengenal, pelaku bertindak cepat dan menguasai korban,
dilakukan oleh orang yang berpengalaman dan yakin korban akan menikmati
4). Anger rape, yaitu pelecehan seksual dimana
korban menjadi marah dan balas dendam.
5). Sadistie rape yaitu pelecehan seksual
dengan ciri kekejaman atau sampai pembunuhan
II.3 MACAM-MACAM PELECEHAN SEKSUAL
1). Pelecehan
seksual dengan orang yang kita kenal
Pelecehan oleh suami/mantan suami
Pelecehan yang dialami seorang wanita oleh
pacar/mantan pacar
Pelecehan seorang wanita oleh teman kerja atau
atasan
Pelecehan seksual pada anak-anak oleh anggota
keluarga
2). Pelecehan
seksual dengan orang yang tidak dikenal
Pelecehan di penjara
Pelecehan saat terjaid perang
3). Pelecehan
seksual dengan ketakutan, dimana akan terjadi kekerasan jika
korban menolak
4). Pelecehan
dengan iming-iming atau paksa, dimana pelaku memiliki otoritas pada korban
5). Pelecehan
seksual mental, dengan menyerang harga diri korban melalui kata-kata kasar,
mempermalukan dengan memperlihatkan pornografi
II.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELECEHAN
SEKSUAL
1. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual
karena alasan fisik, karena bagamanapun aktivitas seks bisa menimbulkan nyeri
dan ketidaknyamanan. Kondisi fisik dapat berupa penyakit ringan/berat, keletihan,
medikasi maupun citra tubuh. Citra tubuh yang buruk, terutama disertai
penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh menyebabkan seseorang
kehilangan gairah.
2. Faktor
Hubungan
Masalah dalam berhubungan (kemesraan, kedekatan)
dapat mempengaruhi hubungan seseorang untuk melakukan aktivitas seksual.
Hal ini sebenarnya tergantung dari bagimana
kemampuan mereka dalam berkompromi dan bernegosiasi mengenai perilaku seksual
yang dapat diterima dan menyenangkan
3. Faktor Gaya
Hidup
Gaya hidup disini meliputi penyalahgunaan alkohol
dalam aktivitas seks, ketersediaan waktu untuk mencurahkan perasaan dalam
berhubungan, dan penentuan waktu yang tepat untuk aktivitas seks.
Penggunaan alkohol dapat menyebabkan rasa sejahtera
atau gairah palsu dalam tahap awal seks dengan efek negatif yang jauh lebih
besar dibanding perasaan eforia palsu tersebut.
Sebagian klien mungkin tidak mengetahui bagaiman
mengatur waktu antara bekerja dengan aktivitas seksual, sehingga pasangan yang
sudah merasa lelah bekerja merasa kalau aktivitas seks merupakan beban baginya.
4. Faktor Harga
Diri
Jika harga-diri seksual tidak dipelihara dengan
mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual-diri dan dengan mempelajari
ketrampilan seksual, aktivitas seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif
atau tekanan perasaan seksual.
Harga diri seksual dapat terganggu oleh beberapa hal
antara lain: perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan
pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual, menurut Purnawan (2004) yang dikutip dari berbagai sumber antara lain:
a. Faktor
Internal
1) Tingkat
perkembangan seksual (fisik/psikologis)
Perbedaan kematangan seksual akan menghasilkan
perilaku seksual yang berbeda pula. Misalnya anak yang berusia 4-6 tahun
berbeda dengan anak 13 tahun.
2) Pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi
Anak yang memiliki pemahaman secara benar dan
proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku
serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan
seksualnya
3) Motivasi
Perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada
tujuan atau termotivasi untuk memperoleh tujuan tertentu. Hersey &
Blanchard cit Rusmiati (2001) perilaku seksual seseorang memiliki
tujuan untuk memperoleh kesenangan, mendapatkan perasaan aman dan perlindungan,
atau untuk memperoleh uang (pada gigolo/WTS)
b. Faktor
Eksternal
1) Keluarga
Menurut Wahyudi (2000) kurangnya komunikasi secara
terbuka antara orang tua dengan remaja dapat memperkuat munculnya perilaku yang
menyimpang
2) Pergaulan
Menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi
oleh lingkungan pergaulannya, terutama pada masa pubertas/remaja dimana
pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan orangtuanya atau anggota
keluarga lain.
3) Media massa
Penelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975),
menunjukan bahwa frekuensi menonton film kekerasan yang disertai adegan-adegan
merangsang berkolerasi positif dengan indikator agresi seperti konflik dengan
orang tua, berkelahi , dan perilaku lain sebagi manifestasi dari dorongan
seksual yang dirasakannya.
II.5 DAMPAK DARI PELECEHAN
SEKSUAL
yang paling sering adalah ketidakberdayaan,
kehilangan kontrol diri, takut, malu dan perasaan bersalah
respon emosi korban terbagi menjadi dua, yaitu
respon ekspresif (ketakutan, kemarahan, gelisah, tegang, menangis
terisak-isak) dan respon terkontrol (menyembunyikan perasaannya, tampil tenang,
menunduk dan lembut)
respon lain yaitu: mandi sebersih-bersihnya, pindah
rumah, menambah pengamanan, membuang/menghancurkan benda yang berkaitan dengan
pelecahan
beberapa hari kemudian akan timbu memar/lecet pada
bagian tubuh, sakit kepala, lelah, gangguan pola tidur, nyeri lambung, mual,
muntah, nyeri pada daerah pacinela, gatal dan keluar darah pada vagina, marah,
merasa terhina, menyalahkan diri sendiri, ingin balas dendam, takut akan
penyiksaan diri dan kematian
respon atau dampak jangka panjang : gelisah, mimpi
buruk, phobia sendirian, merasa menjadi orang yang kotor dan menjijikkan,
depresi, bahkan ada yang sampai menggunakan obat-obatan terlarang maupun ingin bunuh
diri.
mengasingkan diri dari pergaulan. Perasaan ini
timbul akibat adanya harga diri yang rendah karena ia menjadi korban pelecehan
seksual, sehingga merasa tidak berharga, tidak pantas dan juga merasa tidak
layak untuk bergaul bersama teman-temannya. Sementara dampak yang serius dari
pelecehan seksual ujar Dra Hamidah MSi, adalah trauma.
II.6 HUKUM- HUKUM
YANG MENGATUR PELECEHAN SEKSUAL
· Pasal
289-296 tentang pencabulan
· Pasal
295-298 dan 506 tentang penghubungan pencabulan
· Pasal
286-288 tentang persetubuhan dengan wanita dibawaah umur
II.7 HAL-HAL YANG
HARUS DILAKUKAN KETIKA TERJADI PELECEHAN SEKSUAL
· Katakan
TIDAK dengan tegas tanpa senyum dan minta maaf
· Buat
jurnal kejadian
· Cari
informasi tentang si peleceh dan orang-orang sekitarnya
· Buat
pernyataan tertulis kepada si peleceh bahwa anda tidak suka dengan perilakunya
· Hubungi
atasan atau pihak berwenang atau yang mempunyai kedudukan seperti
polisi/bosorang tua/tokoh agama/tokoh masyrakat dan jelaskan apa yang
terjadi.
II.8 USAHA YANG
DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PELECEHAN SEKSUAL
Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara
sentuhan yang baik dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa.
Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang
tak boleh disentuh oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik
oleh dokter.
Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika
merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu
kepada orang dewasa yang meraka percaya.
Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan
semua orang mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat
memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh untuk memeluknya.
Jika terjadi pelecehan seksual pada anak,
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam
menceritakan tentang bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya
adalah salah, sedangkan anaknya sendiri adalah benar.Orang tua harus bisa
mengkontrol ekspresi emosional didepan anak.
makasih atas infonya sangat membantu, kunjungi http://bit.ly/2CYwmbi
BalasHapus