Rencana yang dilakukan untuk memenuhi target yaitu belajar
bagaimana cara disiplin , menghargai waktu dan berdoa karena dengan cara seperti itu
target yang di kita inginkan akan tercapai.
rafenoktoloren
Kamis, 14 Januari 2016
Pengalaman yang di dapat selama kuliah
Selama saya kuliah di universitas gunadarma , saya banyak
mendapatkan ilmu yang sangat banyak seperti
belajar membuat program ,
presentasi makalah di kelas ,belajar kolompok , dll.
Kemampuan yang sudah dikuasai
Kemampuan yang saya kuasai selama saya kuliah masih belum
terlalu banyak , seperti perlu banyak nya belajar tentang Bahasa pemograman
seperti java , c++, php, dll. Karena di dalam jurusan system informasi sebagai dasarnya harus bisa membuat program .
Minggu, 21 Juni 2015
tugas 4
Surat
menyurat
Arti
dan fungsi surat
Surat menyurat adalah suatu kegiatan untuk
mengadakan hubungan secara terus menerus antara pihak yang satu kepada pihak
yang lainnya. Dan dilaksanakan dengan saling berkiriman surat. Kegiatan surat
menyurat ini disebut juga dengan istilah lainnya yaitu korespondensi. Jika
hanya sepihak saja yang mengirimkan surat secara terus menerus tanpa ada
balasan atau tanggapan dari pihak lainnya hal ini tidak dapat dinamakan
kegiatan surat menyurat. Setiap kerja perorangan apalagi organisasi selalu
membutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuannya.
Surat yang berfungsi sebagai salah satu alat
komunikasi dalam dunia usaha dan perkantoran, dapat juga berfungsi sebagai :
1. Alat bukti tertulis : adanya hitam di atas putih berguna untuk dijadikan bukti apabila terjadi perselisihan atau salah penafsiran antar kantor atau pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi.
2. Alat pengingat : berguna untuk mengetahui hal-hal yang terlupa atau telah lama.
3. Bukti historis : berguna sebagai bahan riset mengenai keadaan atau aktivitas suatu organisasi pada masa-masa lalu.
4. Duta organisasi : surat dapat mencerminkan keadaan mentalitas, jiwa dan kondisi intern dari organisasi atau kantor yang bersangkutan.
5. Pedoman : surat juga merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
1. Alat bukti tertulis : adanya hitam di atas putih berguna untuk dijadikan bukti apabila terjadi perselisihan atau salah penafsiran antar kantor atau pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi.
2. Alat pengingat : berguna untuk mengetahui hal-hal yang terlupa atau telah lama.
3. Bukti historis : berguna sebagai bahan riset mengenai keadaan atau aktivitas suatu organisasi pada masa-masa lalu.
4. Duta organisasi : surat dapat mencerminkan keadaan mentalitas, jiwa dan kondisi intern dari organisasi atau kantor yang bersangkutan.
5. Pedoman : surat juga merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Bahasa
surat
Pada hakekatnya surat itu adalah suatu karangan yang
berupa perumusan dalam bentuk tertulis tentang pernyataan, pemikiran,
permintaan, atau hal-hal yang ingin disampaikan kepada pihak penerima surat.
Karena surat sebagai karangan, maka suratpun harus memenuhi berbagai ketentuan
mengenai penyusunan karangan ataupun komposisi seperti tema, tata bahasa,
kalimat, alinea, gaya bahasa dan penggunaan tanda baca. Sebagai karangan surat
dapat disusun secara :
1. Deduktif yaitu dimana penulis terlebih dulu
melaporkan pokok permasalahannya, kemudian baru dikemukakan penjelasannya atau
alasan-alasannya.
2. Induktif adalah penyusunan kalimat-kalimat dimana
terlebih dulu dikemukakan alasan-alasannya, baru kemudian melaporkan
pokok-pokok masalahnya.
Bagian
– bagian surat
Bagian – bagian surat pribadi
Tempat, tanggal,bulan,tahun penulisan surat
2. Alamat surat
3. Salam pembuka
4. Kalimat pembuka
5. Isi surat
6. Kalimat penutup
7. Salam Penutup
8. Tanda tangan
9. Nama pengirim
2. Alamat surat
3. Salam pembuka
4. Kalimat pembuka
5. Isi surat
6. Kalimat penutup
7. Salam Penutup
8. Tanda tangan
9. Nama pengirim
Bagian – bagian surat dinas
Kepala surat
2. No,Lampiran ,Perihal
3. Tanggal,bulan,tahun penulisan surat
4. Alamat surat
5. Salam pembuka
6. Kalimat pembuka
7. Isi surat
8. Kalimat penutup
9. Salam penutup
10. Tanda tangan
11. Nama pengirim
2. No,Lampiran ,Perihal
3. Tanggal,bulan,tahun penulisan surat
4. Alamat surat
5. Salam pembuka
6. Kalimat pembuka
7. Isi surat
8. Kalimat penutup
9. Salam penutup
10. Tanda tangan
11. Nama pengirim
Contoh
surat
·
Surat dinas
·
Surat pribadi
·
Surat lamaran kerja
Referensi
curriculum
vitae
Manfaat
Curiculum Vitae
Manfaat
curiculum vitae adalah menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri
dan sebagainya. Dengan CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang
akan dapat mengetahui dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah
diberikan, serta dapat memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan –
kegiatan atau dari spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan
kata lain manfaat CV menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.
Susunan
Curiculum Vitae
1. Data Pribadi
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor
telepon dan identitas pribadi lainnya.
2. Pendidikan
Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan
berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang membuat
CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan
tinggi (Pendidikan terakhir).
3. Pengalaman Kerja
Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh
perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat
sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa
menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang
baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.
4. Skill Yang Dimiliki
Seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV
skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman
dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan
informatif.
5. Training Yang Pernah Diikuti
Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar
training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana
pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
6. Prestasi
Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman
kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu
sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
7. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan
pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang
dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi
waktu dan memiliki hubungan sosial yang lebih luas, tidak hanya sebatas di
lingkungan pekerjaan.
Isi
Curiculum Vitae
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
*Data Pribadi
Nama :
Ghozian Rahmana Putra
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Februari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Februari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan :
Indonesia
Alamat : Perumahan Dukuh Zamrud Blok S 22/11 Rw 011/ Rt 06
Alamat : Perumahan Dukuh Zamrud Blok S 22/11 Rw 011/ Rt 06
Telepon
: 021-82601111 (rumah)
081-210-210-189 (HP)
081-210-210-189 (HP)
Gogo.rohmana@gmail.com
Golongan
Darah
: B
*Latarbelakang Pendidikan
Formal
Formal
1998 – 2004 :
SDN Padurenan 6
2004 – 2007 : SMPN 26, Bekasi
2007 – 2010 : SMAN 9, Bekasi
2010 – 2014 : Universitas Gunadarma - Ilmu Komputer
Non Formal
2010 – 2011 : Kursus Komputer di Universitas Gunadarma
2004 – 2007 : SMPN 26, Bekasi
2007 – 2010 : SMAN 9, Bekasi
2010 – 2014 : Universitas Gunadarma - Ilmu Komputer
Non Formal
2010 – 2011 : Kursus Komputer di Universitas Gunadarma
2011 – 2012 :
Asisten LAB SI
2011 – 2013 : Kursus Bahasa Inggris di IEP
2011 – 2013 : Kursus Bahasa Inggris di IEP
*Kemampuan
- Kemampuan
Programing dan Sistem Analisis (Programing & Analist System) PHP & MYSQL,
Java, Project Data Base, C++, Acounting, Sistem Administrator
- Kemampuan
Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Access, MS Outlook dan Internet)
*Pengalaman Kerja
- Praktek Kerja Lapangan:
Praktek Kerja di Oracle Indonesia, Jakarta
Periode : Januari 2013 - June 2014
Tujuan : Persyaratan kelulusan SMAN 9 Bekasi
Posisi : Operator Administrasi
Rincian Pekerjaan:
- Mengupdate sistem keamanan
- Mengatur jadwal pertemuan dengan konsumen
- Menyiapkan surat-surat pernawaran untuk konsumen
- Menyiapkan tagihan
- Praktek Kerja Lapangan:
Praktek Kerja di Oracle Indonesia, Jakarta
Periode : Januari 2013 - June 2014
Tujuan : Persyaratan kelulusan SMAN 9 Bekasi
Posisi : Operator Administrasi
Rincian Pekerjaan:
- Mengupdate sistem keamanan
- Mengatur jadwal pertemuan dengan konsumen
- Menyiapkan surat-surat pernawaran untuk konsumen
- Menyiapkan tagihan
Referensi
Jumat, 22 Mei 2015
Suku Dayak
Suku
dayak
Pengertian
Suku Dayak
Dayak atau Daya adalah nama yang oleh penduduk
pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan yang meliputi Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesiayang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, danKalimantan Selatan .
Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir semua nama
sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
"perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama
kekeluargaannya.
Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun
Iban, rumpun
Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot
Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Namun secara ilmiah, para
linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan
masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:
"Barito Raya (33
bahasa, termasuk 11 bahasa dari kelompok bahasa
Madagaskar, dan Sama-Bajau),
"Dayak Darat"
(13 bahasa)
"Borneo Utara"
(99 bahasa), termasuk bahasa Yakan di Filipina.
"Sulawesi
Selatan" dituturkan 3 suku Dayak di pedalaman Kalbar: Dayak
Taman, Dayak Embaloh, Dayak Kalis disebut rumpun Dayak Banuaka.
"Melayik"
dituturkan 3 suku Dayak: Dayak Meratus/Bukit (alias Banjararkhais yang digolongkan bahasa Melayu), Dayak Iban dan Dayak
Kendayan (Kanayatn). Tidak termasuk Banjar, Kutai, Berau, Kedayan (Brunei),
Senganan, Sambas yang dianggap berbudaya Melayu. Sekarang beberapa suku berbudaya
Melayu yang sekarang telah bergabung dalam suku Dayak adalah Tidung, Bulungan
(keduanya rumpun Borneo Utara) dan Paser (rumpun Barito Raya).
Sejarah
Suku Dayak
Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang hidup
berkelompok yang tinggal di pedalaman, gunung, dan sebagainya. Kata Dayak itu
sendiri sebenarnya diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan.
Orang-orang Dayak sendiri sebenarnya keberatan memakai nama Dayak, sebab lebih
diartikan agak negatif. Padahal, semboyan orang Dayak adalah “Menteng Ueh
Mamut”, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani, serta tidak
kenal menyerah atau pantang mundur.
Pada tahun 1977-1978 saat itu, benua Asia dan pulau
Kalimantan yang merupakan bagian nusantara yang masih menyatu, yang memungkinkan
ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan
dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan “Muller-Schwaner”.
Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Namun setelah orang-orang
Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang, mereka makin lama makin
mundur ke dalam.
Belum lagi kedatangan orang-orang Bugis, Makasar,
dan Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Suku Dayak hidup
terpencar-pencar di seluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu yang lama,
mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian
mendiami pesisir pulau Kalimantan. Suku ini terdiri atas beberapa suku yang
masing-masing memiliki sifat dan perilaku berbeda.
Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam
tradisi lisan Dayak, sering disebut ”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah
kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi
antara tahun 1309-1389 . Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak
dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman. Arus besar berikutnya terjadi
pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya
para pedagang Melayu sekitar tahun 1608 .
Sebagian besar suku Dayak memeluk Islam dan tidak
lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai orang
Melayu atau orang Banjar. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam
kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman di Kalimantan Tengah, bermukim di
daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan
Watang Balangan. Sebagain lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk
Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah
seorang Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat
sebenarnya adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum).
Tidak hanya dari nusantara, bangsa-bangsa lain juga
berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke
Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf
kanji disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin. Tetapi
masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era Bajarmasin (dibawah
hegemoni Majapahit) atau di era Islam.
Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan
perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung
karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin.
Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa
masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci)
dan peralatan keramik.
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di
Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke
selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Chang Ho, dan kembali ke
Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan,
Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang
Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut
membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti
piring, cangkir, mangkok dan guci (Sarwoto kertodipoero,1963)
Sistem
Religi
Religi asli suku Dayak tidak terlepas dari adat
istiadat mereka. Bahkan dapat dikatakan adat menegaskan identitas religius
mereka. Dalam praktik sehari-hari, orang dayak tidak pernah menyebut agama
sebagai normativitas mereka, melainkan adat. Sistem religi ini bukanlah sistem
hindu Kahuringan seperti yang dikenal oleh orang-orang pada umumnya.
Orang Dayak Kanayatn menyebut Tuhan dengan istilah
Jubata. Jubata inilah yang dikatakan menurunkan adat kepada nenek moyang Dayak
Kanayatn yang berlokasi di bukit bawakng . Dalam mengungkapkan kepercayaan
kepada Jubata, mereka memiliki tempat ibadah yang disebut panyugu atau
padagi. Selain itu diperlukan juga seorang imam panyangahatn yang
menjadi seorang penghubung, antara manusia dengan Tuhan ( Jubata ).
Sekarang ini banyak orang Dayak Kanayatn yang
menganut agama Kristendan segelintir
memeluk Islam. Kendati sudah memeluk agama, tidak
bisa dikatakan bahwa orang Dayak Kanayatn meninggalkan adatnya. Hal menarik
ialah jika seorang Dayak Kanayan memeluk agama Islam, ia tidak lagi disebut
Dayak, melainkan Melayu atau orang
Laut .
Bahasa
Dayak Kanayatn memakai bahasa ahe/nana' serta
damea/jare dan yang serumpun. Sebenarnya secara isologis (garis yang
menghubungkan persamaan dan perbedaan kosa kata yang serumpun) sangat sulit
merinci khazanah bahasanya. Ini dikarenakan bahasa yang dipakai sarat dengan
berbagai dialek dan juga logat pengucapan. Beberapa contohnya ialah :
orang Dayak Kanayatn yang mendiami wilayah Meranti (Landak) yang memakai bahasa
ahe/nana' terbagi lagi ke dalam bahasa behe, padakng bekambai, dan bahasa moro.
Dayak Kanayatn di kawasan Menyuke (Landak) terbagi dalam bahasa
satolo-ngelampa', songga batukng-ngalampa' dan angkabakng-ngabukit. selain itu
percampuran dialek dan logat menyebabkan percampuran bahasa menjadi bahasa
baru.
Banyak Generasi Dayak Kanayatn saat ini tidak
mengerti akan bahasa yang dipakai oleh para generasi tua. Dalam komunikasi saat
ini, banyak kosa kata Indonesia yang diadopsi dan kemudian "di-Dayak-kan".
Misalnya ialah :bahasa ahe asli : Lea ,bahasa indonesia :
seperti ,bahasa ahe sekarang : saparati .Bahasa yang dipakai sekarang oleh
generasi muda mudah dimengerti karena mirip dengan bahasa indonesia atau
melayu.
Lembaga
Adat
Suku Dayak merupakan bagian dari masyarakat adat.
Masyarakat adat adalah komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal usul
keturunan diatas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan
kekayaan alam, kehidupan sosial-budayanya diatur oleh hukum adat dan lembaga
adat yang mengelola keberlangsungan hidup masyarakatnya.
Hukum adat Dayak Kanayatn mempunyai satuan wilayah
teritorial yang disebut Binua. Binua merupakan wilayah yang
terdiri dari beberapa kampong . Masing-masing binua punya otonominya
sendiri, sehingga komunitas binua yang satu tidak dapat
mengintervensi hukum adat di binua lain.
Setiap binua dipimpin oleh seorang timanggong (kepala
desa).timanggong memiliki jajaran-bawahan yaitu pasirah (kepala
dusun) danpangaraga (ketua RW/RT). Ketiga pilar inilah yang menjadi
lembaga adat Dayak Kanayatn
Sistem
Kekerabatan
Sistem pertalian darah suku Dayak Kanayatn
menggunakan sistem bilineal/parental (ayah dan ibu). Dalam mengurai hubungan
kekerabatan, seorang anak dapat mengikuti jalur ayah maupun ibu. Hubungan
kekerabatan terputus pada sepupu delapan kali. Hubungan kekerabatan ini penting
karena hubungan ini menjadi tinjauan terutama pada perkara perkawinan. Mungkin
hal ini dimaksudkan agar tidak merusak keturunan.
I. Adat
Istiadat Suku Dayak
Di bawah ini ada beberapa adat istiadat suku dayak
yang masih terpelihara hingga kini, dan dunia supranatural Suku Dayak pada
zaman dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang. Adat
istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa
Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman
Kalimantan.
1. Upacara
Tiwah
Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah
merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal
ke Sandung yang sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil
yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia.
2. Dunia
Supranatural
Dunia Supranatural bagi Suku Dayak memang sudah
sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini
pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal ).
Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta damai asal
mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena. Kekuatan supranatural Dayak
Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah Antang. Manajah Antang merupakan
cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang
sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media burung Antang, dimanapun
musuh yang di cari pasti akan ditemukan.
Mangkok merah. Mangkok merah merupakan media
persatuan Suku Dayak. Mangkok merah beredar jika orang Dayak merasa kedaulatan
mereka dalam bahaya besar. “Panglima” atau sering suku Dayak sebut Pangkalima
biasanya mengeluarkan isyarat siaga atau perang berupa mangkok merah yang di
edarkan dari kampung ke kampung secara cepat sekali. Dari penampilan
sehari-hari banyak orang tidak tahu siapa panglima Dayak itu. Orangnya
biasa-biasa saja, hanya saja ia mempunyai kekuatan supranatural yang luar
biasa. Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari
apa saja seperti peluru, senjata tajam dan sebagainya.
Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan. Sebelum
diedarkan sang panglima harus membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu
yang tepat untuk memulai perang. Dalam acara adat itu roh para leluhur akan
merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika pangkalima tersebut ber “Tariu” (
memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan dan menyatakan perang ) maka
orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan mempunyai kekuatan seperti
panglimanya. Biasanya orang yang jiwanya labil bisa sakit atau gila bila
mendengar tariu.
Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur
akan menjadi manusia dan bukan. Sehingga biasanya darah, hati korban yang
dibunuh akan dimakan. Jika tidak dalam suasana perang tidak pernah orang Dayak
makan manusia. Kepala dipenggal, dikuliti dan di simpan untuk keperluan upacara
adat. Meminum darah dan memakan hati itu, maka kekuatan magis akan bertambah.
Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut makin sakti.
Mangkok merah terbuat dari teras bambu (ada yang
mengatakan terbuat dari tanah liat) yang didesain dalam bentuk bundar segera
dibuat. Untuk menyertai mangkok ini disediakan juga perlengkapan lainnya
seperti ubi jerangau merah (acorus calamus) yang melambangkan keberanian (ada
yang mengatakan bisa diganti dengan beras kuning), bulu ayam merah untuk
terbang, lampu obor dari bambu untuk suluh (ada yang mengatakan bisa diganti
dengan sebatang korek api), daun rumbia (metroxylon sagus) untuk tempat
berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang persatuan.
Perlengkapan tadi dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan dibungkus dengan
kain merah.
Menurut cerita turun-temurun mangkok merah pertama
beredar ketika perang melawan Jepang dulu. Lalu terjadi lagi ketika pengusiran
orang Tionghoa dari daerah-daerah Dayak pada tahun 1967. pengusiran Dayak
terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis tetapi lebih banyak muatan
politisnya. Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia.
Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman
Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari
bapak kepada anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi
lebih atau kurang dari yang sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku
Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan “Palangka
Bulau” ( Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang
suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit, sering juga disebutkan
“Ancak atau Kalangkang” ).
J. Seni Tari
Dayak
1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam
padi. Tongkat menggambarkan
kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian
didalamnya menggambarkan benih padi
dan wadahnya.
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam
penyambutan tamu dan acara-acara
lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak
Tunjung namun juga dikenal oleh
suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam
tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn,
Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.
2. Tari Kancet Papatai
/ Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan
Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah,
gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan
pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang
seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku
dan hanya menggunakan alat musik Sampe.
3. Tari Kancet Ledo /
Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan
dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan
kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut
ditiup oleh angin.
Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai
pakaian Tari Kancet Ledo tradisional suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya
memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan
diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.
4. Tari Kancet Lasan
Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang,
burung yang dimuliakan oleh
suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda
keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita
suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun
si penari tidak mempergunakan gong dan bulubulu burung Enggang dan juga si
penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan
lutut menyentuh lantai.
Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang
melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon. Posisinya seperti Tari
Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulubulu burung Enggang
dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau
duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada
gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di
dahan pohon.
5. Tari Leleng
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan
Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak
dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis
suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leleng.
6. Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu
yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa
sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan
dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk
memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan
mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.
7. Tari Hudoq Kita'
Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya
sama dengan Tari Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara
menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa
yang telah memberikan hasil panen yang baik. Perbedaan yang mencolok anatara
Tari Hudoq Kita' dan Tari Hudoq ada pada kostum, topeng, gerakan tarinya dan
iringan musiknya. Kostum penari Hudoq Kita' menggunakan baju lengan panjang
dari kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah
manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua
jenis topeng dalam tari Hudoq Kita', yakni yang terbuat dari kayu dan yang
berupa cadar terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.
8. Tari Serumpai
Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak
wabah penyakit dan mengobati
orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian
Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling bambu).
9. Tari Belian
Bawo
Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak
penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah
diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu
dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku
Dayak Benuaq.
10. Tari Kuyang
Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk
Tari Hudoq Tari Belian Bawo mengusir hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang
besar dan tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon
tersebut.
11. Tari Pecuk Kina
Tarian ini menggambarkan perpindahan suku Dayak
Kenyah yang berpindah dari daerah Apo Kayan (Kab. Bulungan) ke daerah Long
Segar (Kab. Kutai Barat) yang memakan waktu bertahun-tahun.
12. Tari Datun
Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak
Kenyah dengan jumlah tak pasti,
boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari
bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang
bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran
seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak
Kenyah.
13. Tari Ngerangkau
Tari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal
kematian dari suku Dayak Tunjung dan
Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat penumbuk
padi yang dibentur-benturkan secara teratur dalam posisi mendatar sehingga
menimbulkan irama tertentu.
14. Tari Baraga' Bagantar
Awalnya Baraga' Bagantar adalah upacara belian untuk
merawat bayi dengan memohon
bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang upacara ini
sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq.
H. Macam-macam suku dayak
Suku Dayak Simpangk
Suku Dayak Kualant
Suku Dayak Ketungau
Suku Dayak Sebaruk
Suku Dayak Undau
Suku Dayak Desa
Suku Dayak Iban
Suku Dayak Pesaguan
Suku Dayak Lebang
I. Senjata Tradisional Suku Dayak
Pada zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala,
serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya,
sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi,
serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang
prajurit Dayak diterjang peluru. Berikut ini adalah senjata-senjata tradisional
suku dayak :
Sipet / Sumpitan. Merupakan senjata utama suku
dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 - 2,5 meter,
ditengah-tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ - ¾ cm yang digunakan
untuk memasukan anak sumpitan (Damek). Ujung atas ada tombak yang terbuat dari
batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut
damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.
Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau
diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.
Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi
liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi
ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai
tempat pegangan.
Mandau. Merupakan senjata utama dan merupakan
senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada
tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat
dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan
bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut
“Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”, merupakan barang yang mempunyai
nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering
dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu
Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat.
Dohong. Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar
dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari
kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basir.
suku batak
Suku Batak
Suku batak
adalah suku yang berasal dari Sumatra utara. Tapi sejarah dari para peneliti
menemukan bahwa suku batak berasal dari Thailand pergi menuju semenanjung Malaysia
lalu menyebrang ke Sumatra dan menghuni sianjur mula – mula, lebih kurang 8 km
arah barat pangururan, pingiran danau toba sekarang.versi lain mengatakan, dari
india melalui barus atau dari alas gayo berkelana ke selatan hingga bermukim di
danau toba sekarang.
Daerah asal
orang batak di kenal dengan daratan tinggi karo, kangkat hulu, simalungun,
toba, mandailing dan tapanuli tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian bukit
barisan di daerah Sumatra utara dan terdapat sebuah danau besar yang bernama
danau toba.
1) Unsur budaya :
- Bahasa : dalam kehidupan sehari – hari , orang batak banyak menggunakan logat beberapa di antaranya adalah ; logat karo , logat toba , logat pak-pak , angkola , dan mandailing.
- Pengetahuan : orang batak juga mengenal system gotong royong dalam bercocok tanam. Dalam bahasa karo di sebut raron , sedangkan dalam bahasa batak toba yaitu marsiurupan.
·
Teknologi
: Masyarakat batak banyak mengenal dan mempergunakan alat – alat sederhana yang
digunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul , bajak ,
tongkat tunggal , sabit , atau ani – ani. Masyarakat batak juga mempunyai
senjata tradisional yaitu ; pisau surit , pisau gajah dompak , hujur , podang.
2) Organisasi sosial :
·
Perkawinan
: Pada tradisi suku batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang batak yang
berbeda marga atau clan. Apabila yang menikah adlah seseorang yang bukan
berasal dari suku batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga batak (berbeda
clan).
· Kekerabatan
: kelompok kekerabatan suku batak berdiam di perdesaan yang disebut huta atau
kuta menurut suku karo.biasanya satu huta didiami oleh satu marga. Ada pula
kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan perndiri dari
kuta.
·
Mata
pencaharian : pada umumnya suku batak banyak yang bercocok tanam padi di sawah
maupun di lading.lahan didapatdari permbagian berdasarkan marga.setiap keluarga
mendapatkan tanah tetapi tidak boleh menjualnya.peternakan juga menjadi salah
satu mata perncaharian suku batak , antara lain peternakan kerbau , babi , sapi
, bebek , ayam. Penangkapan ikan juga dilakukan sebagian di sekitar danau toba.
Dan juga sector kerajinan.
·
Kesenian
: seni tari yaitu Tari tor – tor (bersifat magis) , tari serampang dua belas.
·
Makanan
dan minuman :
Dengke naniarsik
Tuak
Senin, 18 Mei 2015
tugas 3
Laporan
ilmiah
Macam
– macam laporan ilmiah
Untuk mengemukakan tentang macam laporan ilmiah,
penjelasan Mukayat D. Brotowidjoyo1 sangatlah berarti. Mukayat melihat
bahwa informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat bermacam-macam.
Kemungkinan isinya menyangkut pekerjaan yang sedang berlangsung atau yang
sudah selesai atau menyangkut hasil uji atau analisis suatu
varietas benda, sajian hasil penelitian atau penyidikan. Menurutnya, sulit
untuk melakukan klasifi kasi mengingat bahwa berbagai laporan sangat
variatif dan sifat-sifatnya tidak menentu. Walaupun demikian menurut
Mukayat beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan tersebut.
1. Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
2. Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3. Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.
4. Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.
5. Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.
1. Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.
2. Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3. Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.
4. Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.
5. Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.
Dengan melihat penggolongan laporan ilmiah tersebut,
suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan ilmiah adalah
kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin berbeda-beda menurut setiap bidang
ilmu. Walaupun sangat beragam dan variatif, macam laporan ilmiah
dapat dikategorikan menjadi hal-hal berikut.
1. Laporan kemajuan, yaitu laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
2. Laporan akhir; laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
3. Laporan berkala; disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
4. Laporan hasil uji; laporan ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.
1. Laporan kemajuan, yaitu laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
2. Laporan akhir; laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
3. Laporan berkala; disusun untuk melihat suatu kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu dengan periode lainnya.
4. Laporan hasil uji; laporan ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan informasi ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.
Mengenai macam laporan ilmiah berupa laporan
penelitian, penulis berpendapat bahwa dalam setiap laporan yang disertakan
karakter “ilmiah”, dapat diasumsikan melalui suatu penelitian, karena
terikat dengan kaidah ilmiah. Karakter ilmiah dan proses penelitian yang
dimaksud adalah karena aspek ketelitian, kecermatan, merupakan hal yang
penting dalam setiap laporan ilmiah. Penelitian dapat dilakukan baik
melalui studi kepustakaan maupun menyertakan data empiris.
Macam Laporan
Menurut Mukayat Brotowidjojo
Macam Laporan
Menurut Mukayat Brotowidjojo
·
Laporan Periodis
·
Laporan Kemajuan
·
Laporan Hasil Uji
·
Laporan Rekomendasi
·
Laporan Penelitian
dalam rumusan lain:
·
Laporan Kemajuan
·
Laporan Akhir
·
Laporan Berkala
·
Laporan Hasil Uji
Ciri
– ciri laporan ilmiah
Dari sudut pandang tujuannya, selera pembacanya,
bentuk dan sifatnya, Mukayat berpendapat bahwa laporan itu berbeda dari
prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek berikut. Berikut adalah Ciri-Ciri
Laporan Ilmiah.
1. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang
tertentu. Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga
laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari
ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan
kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya laporan
berbentuk pamflet atau selebaran.
2. Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau
perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri atas: halaman
judul, surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok, dan sering
juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan
nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
3. Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya
terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, kesimpulan itu
berupa induksi berdasar atas bukti spesifi k. Jika dibuat suatu pujian
atau rekomendasi, pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari
jauh-jauh. Bila data laporan itu tak cukup atau bertentangan satu
dengan lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari bahwa konklusi dan
rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
4. Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus
dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji
data atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya.
Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus tidak ada
ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan
ungkapan yang ceroboh.
5. Judul, subjudul, dan sub-sub judul, disusun dan
diatur dengan perencanaan yang mantik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
mantik diartikan dengan (1) cara berpikir yang hanya mendasarkan
pikiran belaka; (2) perkataan yang benar. Laporan yang disajikan dengan
baik dapat digunakan sebagai acuan.
Dari ciri-ciri laporan yang telah disebutkan di
atas, dapat ditarik suatu prinsip yang diterapkan pada ciri suatu laporan
ilmiah, yaitu (1) ditujukan kepada pembaca tertentu; (2) sistematika laporan
kadang disesuaikan dengan permintaan pemberi perintah atau pesanan (dalam
suatu hibah kompetensi); (3) bahasanya formal, harus disesuaikan dengan
standar Bahasa Indonesia yang disempurnakan; (4) memerhatikan
kaidah-kaidah ilmiah sesuai dengan disiplin keilmuannya; (5) objektif.
Ciri-Ciri Laporan
menurut Mukayat Brotowidjojo
menurut Mukayat Brotowidjojo
·
pembacanya tertentu;
·
berupa laporan panjang;
·
sangat objektif;
·
bahasa dan nada formal;
·
perencanaan mantik.
dalam rumusan lain:
·
ditujukan kepada pembaca tertentu;
·
sistematika laporan disesuaikan dengan
pemberi perintah;
·
bahasanya formal,
·
memerhatikan kaidah-kaidah ilmiah;
·
objektif.
Persyaratan
bagi pembuat laporan
Mukayat Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan
bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya sama seperti bagi
penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai berikut.
Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang
dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi
dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik
tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua
kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat
secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan
itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja
pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh
laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau
dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh
dibuang.
Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus
menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan,
walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang
diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa
nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau
pernyataannya tentang fakta.
Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan.
Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek,
memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu
dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif ia
sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat
kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang
ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu
tidak meragukan.
Kemampuan mengatur fakta secara sistematis.
Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya
pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu
disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang
spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan
dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang
memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya
itu tergantung pembacanya.
Hal yang perlu dicatat menurut Mukayat sebagai
prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis laporan ialah bekerja
secara konstan untuk menghemat tenaga danmental pembacanya. Laporan
ilmiah disesuaikan dengan situasinya. Pelajari segala sesuatu
terlebih dahulu untuk persiapan penulisan laporan ilmiah.
Dari persyaratan pembuat laporan seperti yang
dikemukakan di atas dapat dikemukakan dalam rumusan lain bahwa penulis
laporan ilmiah haruslah memenuhi kriteria berikut.
Kesesuaian bidang ilmu penulis laporan atau salah
satu anggota tim penulis dengan laporan ilmiah yang ditulisnya. Hal ini berkaitan dengan
karakter metode ilmiah yang digunakan dalam laporan ilmiah tersebut.
Bagi penulis laporan ilmiah pemula, dapat melihat
contoh-contoh laporan ilmiah lain yang memiliki banyak kesamaan kebutuhan
dari isi laporannya, atau memastikan apakah dari pemberi perintah
memberi suatu pagu sistematika tersendiri.
Kesediaan intelektualnya untuk selalu membuka
pikiran terhadap hal-hal yang baru, dan memungkinkan untuk mengubah
keyakinan intelektualnya.
Setelah mempelajari dan menemukan hal-hal yang
diperbarui dari proses penulisan suatu laporan ilmiah, dapat saja penulis
memiliki sikap terhadap dasar-dasar pemikiran orang lain yang dikemukakan
dalam laporan ilmiahnya. Kecenderungan tersebut lazim terjadi, dan
muncul berupa sikap setuju atau tidak setuju sehingga cenderung berpihak
terhadap suatu pandangan, bahkan membangun pandangan sendiri.
Keberpihakan seperti ini harus didukung dengan argumentasi atau
dasar-dasar pemikiran tertentu.
Persyaratan bagi Pembuat Laporan
menurut Mukayat Brotowidjojo:
menurut Mukayat Brotowidjojo:
·
memiliki pengetahuan tangan pertama;
·
memiliki sifat tekun dan teliti;
·
bersifat objektif;
·
kemampuan untuk menganalisis dan
menyamaratakan;
·
kemampuan mengatur fakta secara
sistematis;
·
pengertian akan kebutuhan pembaca.
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan
untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis (a)
skripsi, (b) makalah untuk seminar, simposium, diskusi dan pertemuan
ilmiah lainnya, (c) karangan ilmiah untuk dipublikasikan dalam jurnal,
annual, atau transaksi, (d) tesis Magister (MSc, MS), tesis PhD., atau
disertasi Doktor., (e) laporan proyek atau laporan kerja sama
antarinstansi atau antarnegara, dan sebagainya. Setiap maksud tujuan
penulisan laporan ilmiah tersebut memiliki sistematika, bahkan standar
penilaian tersendiri.
dalam rumusan lain:
·
kesesuaian bidang ilmu penulis laporan;
·
bagi pemula dapat melihat contoh laporan
ilmiah lain;
·
kesediaan membuka pikiran.
A.Manfaat rancangan usulan penelitian
1)Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2)Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4)Mengetahui kelemahan hasil penelitian
B.Bentuk rancangan usulan penelitian
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.Skripsi
b.Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.Karangan ilmiah
d.Tesis magister/disertasi doctor
e.Laporan proyek
Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek :
1.Aktualitas masalah
Masalah yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus nyata adanya
2.Relevansi manfaat praktis
Jawaban masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
3.Metodologi penelitian akurat
bObot mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah
4.Orisinalitas penelitian
Penelitian disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal
5.Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan
Penelitian yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan kebulatan dan menyeluruh
6.Sistematika penyusunan karya tulis
Ketajaman logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif
rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1.Bagian Awal
a.Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b.Identitas penyusun rancangan.
c.Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2.Bagian Utama
Bagian utama meliputi :
a.Rasional dari judul yang dipilih.
b.Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c.Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.Kerangka pemikiran teoritis.
e.Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.Metode penelitian.
g.Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h.Jadwal penelitian.
3.Bagian Akhir
a.Daftar pustaka sementara.
b.Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.
C.ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN
A.Bagian Awal
1.Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi
2.Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.Tanggal Pengajuan, ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………
B.Bagian Utama
1.Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
3.Kerangka Pemikiran Teoritis
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
4.Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5.Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a.Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
B.Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c.Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d.Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e.Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f.Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g.Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6.Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
b.Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
c.Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
C.Bagian Akhir
1.Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
a.Untuk buku :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul buku
4.Nama penerbit
5.Tempat penerbitan.
b.Untuk jurnal :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul tulisan
4.Nama jurnal
5.Jilid ( dan nomor )
6.Halaman
c.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d.Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
2.Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama lengkap dan derajat akademik
b.Tempat dan tanggal lahir
c.Pangkat dan jabatan
d.Riwayat pendidikan tinggi
e.Karya ilmiah
f.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan ilmiah, bila ada.
1)Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2)Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4)Mengetahui kelemahan hasil penelitian
B.Bentuk rancangan usulan penelitian
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.Skripsi
b.Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.Karangan ilmiah
d.Tesis magister/disertasi doctor
e.Laporan proyek
Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek :
1.Aktualitas masalah
Masalah yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus nyata adanya
2.Relevansi manfaat praktis
Jawaban masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
3.Metodologi penelitian akurat
bObot mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah
4.Orisinalitas penelitian
Penelitian disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal
5.Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan
Penelitian yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan kebulatan dan menyeluruh
6.Sistematika penyusunan karya tulis
Ketajaman logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif
rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1.Bagian Awal
a.Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b.Identitas penyusun rancangan.
c.Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2.Bagian Utama
Bagian utama meliputi :
a.Rasional dari judul yang dipilih.
b.Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c.Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.Kerangka pemikiran teoritis.
e.Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.Metode penelitian.
g.Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h.Jadwal penelitian.
3.Bagian Akhir
a.Daftar pustaka sementara.
b.Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.
C.ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN
A.Bagian Awal
1.Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi
2.Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.Tanggal Pengajuan, ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………
B.Bagian Utama
1.Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
3.Kerangka Pemikiran Teoritis
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
4.Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5.Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a.Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
B.Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c.Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d.Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e.Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f.Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g.Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6.Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
b.Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
c.Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
C.Bagian Akhir
1.Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
a.Untuk buku :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul buku
4.Nama penerbit
5.Tempat penerbitan.
b.Untuk jurnal :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul tulisan
4.Nama jurnal
5.Jilid ( dan nomor )
6.Halaman
c.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d.Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
2.Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama lengkap dan derajat akademik
b.Tempat dan tanggal lahir
c.Pangkat dan jabatan
d.Riwayat pendidikan tinggi
e.Karya ilmiah
f.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan ilmiah, bila ada.
referensi
http://herlinaaoctaviana.blogspot.com/2014/05/rancangan-usulan-penelitian.html
http://panduanguru.com/contoh-laporan-ilmiah-macam-ciri-dan-persyaratan-penulis-laporan-ilmiah/
Langganan:
Postingan (Atom)